Sabtu, 20 Februari 2010

UNTAIAN KATA UNTUK DIA "PELANGI HATIKU"


Hidupku tak kan berwarna tanpa hadirmu, engkaulah yang rekahkan bibirku untuk tersenyum, sering...tawaku lepas bersama candamu, masih teringat banar...dahulu, saat mentari mulai membuka mata ini dari mimpi, , engkaulah yang pertama menyapa

Aku tau, engkau yang dulu tak ku temui kini, karena problematika hidupmu yang membuat hangatmu untukku, lenyap bagai tersapu oleh waktu, kini engkau berpaling dariku, seakan tak mengenalku, hingga membuat senyumku menjadi muram...suram...dan tenggelam
Adilkah ini untukku??

Akulah korban keegoisan, korban dari jiwa yang tak bisa imbangi emosi, harusnya kau bijak menyikapi semua ini,, dimana Arifmu??

Aku tak berdaya , karena aku bukanlah siapa-siapa, mungkin aku hanya persinggahan sesaat bagimu, dan kini bahteramu telah berlayar menjauh, aku tak bisa meraihmu bahkan menyentuhmupun tak mampu, hanya dalam mimpi aku bisa merasakan kembali hadirmu, memandang sosokmu, dalam dekat atau jauh dimanapun engkau berada, wahai pelangi hatiku...aku masih bisa rasakan desah nafasmu yang menembus nadiku, seakan engkau ada namun semu tak nyata.

kala kesendirian merajai jiwa ini, aku pun kembali terbius oleh ingatanku akan dirimu, pedih rasanya, namun entah mengapa, di tengah kepedihan ini aku masih bisa rasakan sebentuk keindahan,mungkin kesan hangat yang engkau tinggalkan , terlalu menyatu dalam sanubariku, mungkin kasih dan sayangku lebih besar dari amarahku terhadapmu, hingga dapat padamkan sulut api dendamku oleh luka yang tlah engkau toreh di palung hatiku, mengapa aku bisa berkata ini?
satu hal,
karena saat ku pejamkan kedua mataku, parasmu terbingkai dengan bunga hati , bukan belati.

Separuh hatiku pernah berkata "aku menyesal telah mengenalmu", namun sisi hatiku yang lain ingkari itu, "tidak! tidak! tak ada sesalku telah mengenalmu, aku bahagia sempat memilikimu, walau tak sebagai kekasih hati, namun engkau berarti, karena engkau pelangi, pelangi hatiku",
memang,, engkau suguhkan aku duka, namun engkau pun suguhkan aku tawa, bukankah warna hidup tak hanya bahagia? derita pun turut menjadi warna.

Suatu saat , di hari tuaku , ini akan menjadi cerita yang bisa tuk ku bagi bersama mereka, orang-orang tersayang..bahwa dahulu...di masa mudaku, aku memiliki pelangi hati, dia pelangi hatiku.

Jika ada orang berkata engkau benalu, aku yang akan menjawab "engkau madu" dan...jika ada orang mencela engkau tak sempurna, aku akan berucap...engkau istimewa.

Ini bukan igauan gadis yang terbius candu cinta...namun ini caraku ungkapkan serpihan kalbuku untuknya...

To : seorang kakak yang sempat mewarnai hidupku....sampai kapanpun dia tetap kakakku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar